Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Rumus Pasrah

Gambar
  Saya mendapati rumus ini dari Jason Ranti saat di podcastnya Rock Nation. Di menit 17.25 Jason ditanya cara menjemput inspirasi. Dia menjawab kita harus peka. " Gimana caranya peka? Ga mikir ", tambahnya. Host mencoba menggali lebih dalam tentang bagaimana caranya ga mikir . Jason Ranti menjawab dengan jawaban "Pasrah=  Kosong 🔜 Isi (Isian baru)." Saya mencoba mengembangkan apa yang saya tangkap dari obrolan tersebut agar kiranya bisa saya petik pelajaran untuk kehidupan sehari-hari. Bahwa jika kita memikirkan sesuatu, atau membutuhkan inspirasi, hingga soal jalan keluar dari permasalahan, seperti yaudah tenang aja dulu, pasrah dan gausah terlalu dipikir dalam artian semengalirnya keadaan. Dari mengalirnya keadaan tersebut kita sambil melatih kepekaan kita terhadap apapun yang kita alami. Setelah itu pastilah kita menemukan inspirasi atau isian baru. Isian baru itu bisa dari memang hasil buah pikir kita saat tenang. Karena dengan tenang kita bisa lebih ...

Mempersoalkan Tuhan

Gambar
  Secara umum, yang dikatakan dan dianggap sebagai Tuhan adalah Dzat yang memiliki kekuatan supranatural, kekuatan yang di luar kemampuan seluruh makhluk yang ada di dunia. Yang kemudian daripada itu diyakini, disembah, dan sebagainya. Berangkat dari pengertian tersebut, kita bisa mendapati berbagai macam konsep ketuhanan. Entah itu aliran konsep ketuhanan seperti animisme, dinamisme dan yang semacamnya hingga konsep ketuhanan yang diusung oleh berbagai agama. Semua konsep ketuhanan tersebut memiliki perbedaan yang mendasar berdasarkan latarbelakang dan cara pandang masing-masing. Di mana Tuhan? Dalam mempersoalkan Tuhan, pertanyaan “Di mana Tuhan?” adalah pertanyaan favorit dan masih eksis dari waktu lalu yang cukup lama. Berbagai jawaban untuk menjawab pertanyaan tersebut juga telah banyak yang terlontarkan. Mulai dari kalimat yang sering kita terima dari kecil soal “Yang di atas” yang berarti menunjukkan bahwa Tuhan ada di atas. Dari jawaban ini melahirkan beberapa tanggap...

Belajar Menulis

Gambar
Belajar menulis terdiri dari kata "belajar" dan "menulis". Belajar adalah usaha sadar dan mendasar untuk dapat menguasai suatu hal, entah itu pengetahuan ataupun keterampilan. Selanjutnya kata menulis dapat diartikan proses merangkai kata demi kata hingga membentuk makna yang dapat tersampaikan dengan baik dan jelas. Sehingga secara umum, belajar menulis dapat kita artikan mempelajari bagaimana merangkai kata-kata hingga membentuk penyampaian makna yang jelas. Mengapa perlu belajar menulis? Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam sehari-hari kita tidak terlepas dari tulisan. Di manapun itu, di buku pelajaran sekolah, kitab karangan ulama yang dibahas di pengajian, dan yang paling intim di keseharian kita; media sosial, dan sebagainya. Dari hal tersebut membuat saya tertarik membaca, memahami, serta menelusuri makna atau pokok pikiran dari kata-kata yang tersusun di mana pun itu. Dari hal itu pula saya bisa menemukan dan menentukan tulisan-tulisan yang disusun secara rapi...

Siapalah Aku

Gambar
Siapalah aku. Terlalu angkuh jika menyebut diri sebagai hambaNya. Terasa paling benar saja dalam menghamba padaNya. Siapalah aku. Teramat percaya diri bila mengaku ummat dari kekasihNya. Terasa sudah benar saja dalam meneladaninya. Siapalah aku. Sungguh jumawa aku menyebut diriku bin bapakku bin kakekku hingga leluhurku. Terasa sangat pantas saja dalam mewarisi nama baik mereka. (Sumber Gambar: Google Image) Memandangi diriku hingga telanjang. Pergolakan batinku terus bergolak. Memanglah benar aku ini hambaNya, ummat dari kekasihNya, dan keturunan dari leluhurku. Secara harfiah. Permasalahannya adalah bahwa sejatikah aku dalam menghambakan diri kepadaNya? Bahwa benarkah aku bisa membumikan sifatNya yang Maha Luhur? Bahwa betulkah aku mencerminkan kekasihNya? Tak usah yang setinggi itu, hal yang paling mendasar saja aku tak yakin. Bahwa apakah aku pantas menerima pewarisan nama baik bapakku? Pergolakan batin bukan hanya pergolakan batin, ia menghantar panas pada tekad untuk membuktikan ...

Diawali dengan Bismillah

Saya mulai tulisan ini, atau apapun yang nantinya ada di sini dengan Bismillah. Dengan menyebut nama Allah. Sebenarnya bisa saja dengan segenap keangkuhan saya menyebut segala yang nantinya ada di sini berasal dari pengalaman, perjalanan ide dan cara berpikir, serta kemampuan saya. Namun di sisi lain dari keangkuhan dan keAKUan, kelemahan saya justru terlihat berlipat-lipat lebih besar. Dengan segenap kelemahan saya menyadari bahwa segala kebesaran dan kemampuan saya adalah anugerah dari Yang Maha Besar. Bahwa segala pikiran yang dapat tertuang di sini adalah dariNya yang menganugerahkan akal dan pikiran beserta perjalanan berpikirnya. Sehingga pada puncaknya, segala kebenaran dan kelebihan yang ada di sini saya sandarkan bersumber dariNya, dan segala kesalahan dan kekurangan adalah dari kesempitan dan keterbatasan saya pribadi. Salam. Alwi Ghiyas.