Agama dan Masyarakat
Terlebih dahulu kita perlu mengetahui dalam setiap
pembahasan yang membawa agama bisa terbagi menjadi dua, membahas agamanya atau
masyarakat/umat beragama.
Agama adalah fakta yang ada di tengah masyarakat,
bahkan bisa saya katakan bahwa setiap ruang yang ada pada masyarakat tidak
terlepas dari agama. Setiap nilai-nilai atau norma-norma yang berkembang pada
suatu masyarakat pun tidak bisa kita pungkiri bahwa itu juga ada asalnya dari
nilai-nilai yang diajarkan agama. Hingga
di tengah masyarakat yang tidak beragama atau mungkin memandang sinis sebuah
agama pun kita masih bisa melihat agama secara jelas, berupa “mengapa
masyarakat tersebut memandang sinis atau bahkan memusuhi agama?”, dan
sebagainya.
Agama dan masyarakat ini saling memiliki
keterkaitan. Penyebaran dan penerapan ajaran agama memperhatikan kondisi suatu
masyarakat yang dituju. Dan masyarakat dengan perbedaan kondisinya juga
mempengaruhi mereka dalam memandang dan menjalankan ajaran agamanya. Dan keterkaitan
sebagainya.
Seperti yang pernah saya dapatkan dari dosen mata
kuliah Sosiologi Agama, ada satu kajian yang mengupas tuntas tentang hal
demikian. Kajian tersebut berjudul Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi dalam
Kebudayaan Jawa karya Clifford Geertz. Dari judulnya saja bisa kita lihat
secara jelas bahwa cara beragama santri tentu berbeda dengan cara beragama
abangan, begitu juga santri dengan priyayi. Serta perbedaan-perbedaan lainnya
juga bisa kita dapatkan di ruang masyarakat yang lain. Perbedaan tersebut jelas
didasarkan banyak faktor.
Sehingga data dan fakta yang didapatkan dari kajian
Sosiologi Agama ini perlu adanya tindak lanjut. Seperti misal fakta di
masyarakat tertentu masih kurang atau bahkan ada kekeliruan dalam beragama,
perlu ditindaklanjuti oleh yang memang bergerak dalam bidang yang
berkepentingan dalam hal terkait, misal para da’i atau muballigh yang bisa
masuk tentu dengan memperhatikan pendekatan yang sesuai dengan kondisi
masyarakat tersebut. Dan sebagainya dan sebagainya.
Dan yang paling penting adalah fakta keberagaman dan
berbedanya agama hingga cara beragama, sangat perlu bahkan harus ditanamkan nilai-nilai toleransi
demi keselarasan hingga kemajuan bersama. Apalagi dalam konteks Indonesia.
Komentar
Posting Komentar